Login

Lost your password?
Don't have an account? Sign Up
Panel Beton dan Tiang Peyangga RCP

Panel Beton dan Tiang Peyangga RCP

Panel Beton dan Tiang Peyangga RCP merupakan metode pelaksanaan pondasi tiang pancang beton precast. Metode Pemancangan Beton tiang pancang menggunakan alat pancang hidrolik, yaitu sebagai berikut :

  1. Penyiapan lahan area kerja yang cukup guna penampatan alat berat juga area manuver alat.
  2. Penyiapan lahan untuk penempatan material (tiang pancang) pada posisi yang strategis guna memudahkan dalam pengerjaannya.
  3. Pada masing masing tiang pancang memberi identitas dan memberi meteran per satu meter.
  4. Penyiapan alat-alat kerja pendukung lainnya.
  5. Melakukan pengukuran :
  • Pengukuran melakukan oleh Pemborong dengan menyaksikan dan mengesahkan oleh Direksi/MK.
  • Kedudukan/posisi dari masing-masing tiang pancang harus menandai dengan patok bergaris tengah 80 mm dengan panjang 300 mm yang menancapkan dalam tanah.
  • Bagian atas patok sepanjang 150 mm harus mengecat dengan warna yang menyolok.

Cek Harga Precast Terbaru 2022

Tiang Peyangga Beton

Sebelum mulai jacking, tiang yang akan jacking harus check dan berada dalam keadaan/posisi vertikal.

  1. Penyambungan tiap bagian tiang dengan las harus melakukan secermat mungkin dan benar, sehingga tidak ada celah/lubang pada sambungan las tersebut.
  2. Semua tiang pancang harus mempunyai nomor referensi, tanggal cor, panjang danlain lainnya dengan aturan sebagai berikut :
  • Yaitu setiap tiang pancang bagian I memberi tanda pada interval 50 Cm.
  • Pada setiap tiang pancang bagian II memberi tanda pada interval 25 Cm.
  • Setiap tiang pancang bagian III memberi tanda pada interval 10 Cm.

Pengujian Tiang pancang :

  • Pengujian melakukan terhadap suatu Tiang pancang percobaan yang tidak terpakai (unused pile) sebelum melakukan pemancangan sebenarnya (used pile).
  • Tujuan dari pengujian ini adalah untuk membuktikan kebenaran asumsi yang mempergunakan dalam penurunan dan perhitungan design load dari tiang pancang.
  1. Penyipapan informasi data teknis : Panjang tiang Pancang, Energi Hammer, Hammer,Literatur dan Referensi teknis lengkap tentang alat pemukul yang memakai.

 Tahap-tahap pelaksanaan pemancangan :

  • Sebelum melakukan pemancangan, semua tiang pancang pra-cetak harus memberikan perincian dan data secara jelas pada sisi puncak tiangnya meliputi : Nomor referensi, Panjang tiang, Tanggal pengecoran, beban Kerja. Pada pemancangan tiang yang utuh maka pemancangan (set) maksimum umumnya memperoleh dengan cara menggunakan alat pemukul (hammer) yang paling tepat dan paling lunak. Bila pemancangan melakukan secara sebagian (segmental) makaketinggian naksimum pemukulan yang mengusulkan harus semaksimal mungkin konsisten dengan tegangan maksimum yang mengijinkan pada beton dan massa alat pemukulnya juga harus mengganti dengan yang sesuai, harus pula memperhitungkan kemungkinan adanya kehilangan energi pada sambungan-sambungan.
  • Bila tiang pancang segmental menemui tanah yang lembek sekali, batuan keras atau lapisan-lapisan batuan maka ketinggian pcmukulannya harus mengurangi.
  • Pemborong harus memberikan perincian tentang urutan pemancangan yang harus tersusun sedemikian rupa untuk menghindari terangkatnya kembali (up Lifting) tiang pancang.
  • Apabila tiang yang terpancangkan pada tanah lunak sampai kelapisan keras pendukung untuk memperoleh penumpuan ujung yang kuat (high end bearing) maka ketinggian dari semua tiang pancang yang berdekatan harus memeriksa apakah terjadi pengangkatan, bila mengalami hal tersebut.
  • Pemborong harus bertanggung jawab untuk melaksanakan semua usaha untukmemancang kembali tiang pancang yang terangkat tersebut.
  • Semua pemancangan harus melakukan sampai mencapai kedalaman yang merencanakan dan mensyaratkan, dalam pemancangan setiap titik pancang harus secara terus menerus tanpa terputus kecuali terdapat penyambungan bagian tiang pancang.

Integritas Tiang

  • Dalam pemancangan perlu memperhatikan bahwa jumlah pukulan pada masing-masing tiang pancang.  Mengusahakan agar membatasi sampai lebih kurang 2000 pukulan. Apabila dalam harus melakukan test integritas tiang (Pile Integrity test/PIT) yang bertujuan untuk mengetahui kualitas tiang pancang terpasang.
  • Mengecek kelurusan / kemiringan sudut tiang pancang dengan menggunakan theodolitmin. 2 sudut yang berbeda
  • Siapkan kertas grafik kalendering pada tiang pancang tersebut
  • Secara berlahan hummer mengangkat keatas hingga ketinggian tertentu, kemudian hummer dilapaskan
  • Saat tiang pancang perlu mendapat sambungan karena kedalaman pemancangan masih belum terlampaui, maka hentukan pemancangan tiang pancang hingga +/- 1 meter darimuka tanah terhadap kepala tiang pancang
  • Melakukan sambungan dengan tiang pancang berikutnya yang mana sambungan tersebut mengelas pada ujung tiang pancang dengan menggunakan mesin las yang kemudian hasil las memberi bahan anti karat maka konsultasikan dengan Konsultan Perencana untuk langkah berikutnya.

Axial Loading Test:

Berdasarkan axial loading test melakukan pada setiap tiang pancang maksudkan untuk menentukan respon tiang pancang terhadap suatu pembebanan tekan statis. Beban tersebut bekerja secara aksial pada tiang pancang yang bersangkutan.

  1. Untuk axial loading test ini kami menggunakan sistem Non Destructive Test yaituPile Driving Analysis (PDA) atau Shock Test dengan tujuan untuk mempersingkat waktu pengetesan, dengan ketentuan beban loading test 200 % dari Design Load.
  2. Beban percobaan pada pengujian ini harus sebesar 200 % dari design load untuk suatu Proving Test, pembebanan melakukan mengikuti prosedur “Slow maintanedLoad test” dengan cyclic loading berdasar ASTM D 1143
  3. Sedangkan pada Preleminary Loading test pembebanan minimal sebesar 300 % design load.
  4. Jumlah preleminary loading test ditetapkan 2 (dua) titik tiang percobaan, sedapat mungkin pelaksanaan pemancangan tiang uji dilakukan disebelah lobang pemboran Penyelidikan Tanah.
  5. Beban maksimum yang ditumpukan pada pengujian pendahuluan ini harus 3 (tiga)kali besar Design Load, setelah itu penambahan beban melanjutkan sampai kelongsoran (failure) terjadi.
  6. Apabila telah mencapai suatu keadaan pengujian sesuai dengan rencana, maka pemancangan harus menghentikan sementara untuk memberikan kesempatan tanah kembali kepada kondisi semula. Pemancangan/Pemukulan tiang pancang dapat melanjutkan kembali setelah selang waktu yang cukup untuk menentukan apakah telah terjadi perubahan dari keadaan semula.

Lateral Loading Test :

  1. Pengujian ini melakukan untuk menentukan respon tiang terhadap pembebanan lateral.
  2. Jumlah lateral loading test adalah 1 (satu) buah, sebagai percobaan menggunakan used pile.
  3. Untuk setiap tiang pancang yang melakukan pengujian ini tidak boleh mengalami kegagalan struktural, untuk mengatasi kegagalan Pemborong harus memantausecara langsung hubungan antara beban dan defleksi lateral.
  4. Persyaratan pelaksanaan Lateral Loading test mencakup hal-hal berikut :
  • Prosedur Pembebanan
  • Peralatan pengadaan beban
  • Prosedur dan peralatan untuk pengukuran lateral displacement
  • Laporan hasil pengujian

Pembebanan melaksanakan dengan cyclic loading scsuai dengan persyaratan ASTMD 3966-81, beban percobaan ditetapkan sebesar maksimum 200 % x 5 % dari daya dukung izin vertikal tiang bor, kecuali menentukan lain.

  1. Pada bagian atas dari tiang pancang Pada tanah yang bcrada sekitar kepala tiang yang akan menguji, harus dipadatkan sampai pada “cut off level” dengan nilai CBR minimal 5 %.
  2. Lateral Displacement yang mengijinkan untuk pengujian ini adalah sebesar 12 mm pada beban percobaan lateral maksimum.
  3. Segera setelah pengujian beban melakukan, Pemborong harus menyerahkan laporan lengkap tentang hasil pembebanan, agar dapat melakukan evaluasi oleh Konsultan
  4. Evaluasi akan melakukan untuk menentukan daya dukung akhir tiang pancang tersebut. Kegagalan memenuhi daya dukung tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.

Instalasi Tiang Pancang

  1. Catatan dan laporan instalasi tiang pancang mencakup :
  • Nama Proyek
  • Lokasi Tiang
  • Ukuran Tiang
  • Mutu Beton
  • Tanggal Cor Tiang
  • Beban Rencana Tiang
  • Maximum beban Jacking
  • Total panjang Tiang
  • Total Penetrasi Tiang
  • Tekanan Hidrolis pada setiap interval 1.00 m
  • Level muka tanah
  • Kedalaman penetrasi
  • Level ujung tiang
  • Cut-off level
  • Panjang effective tiang
  • Kondisi cuaca