Perawatan dan Pemeliharaan Pipa RCP
Perawatan dan pemeliharaan pipa RCP merupakan langkah selanjutnya setelah pemasangan pipa RCP di lakukan. Perawatan dan pemeliharaan pipa RCP ini meliputi Retak (cracks), Voids, Scalling / spalling / erosion. Adapun proses pemasangan pipa RCP yang di tanam dalam tanah tentu akan mengalami kerusakan. Maka Perawatan dan pemeliharaan pipa RCP dapat menjadi prioritas dari aspek kekuatan dan keunggulan fungsi pipa RCP.
Lalu apa yang akan terjadi bila kerusakan-kerusakan terhadapPerawatan dan pemeliharaan pipa RCPyang telah di pasang? Pada aspek pemeliharaan pipa RCP apa saja yang menjadi perhatian agar terdeteksi secara dini kerusakan-kerusakan.
Baca Juga: Mengenal 20 Istilah Khas Perbetonan
Retak (cracks)
Retak yaitu salah satu kerusakan yang biasa terjadi berupa pecah pada beton dalam garis-garis yang relatif panjang dan sempit. Keretakan ini dapat di timbulkan oleh berbagai sebab, di antaranya : evaporasi air atau perubahan molekul zat cair menjadi gas atau uap air. Retak dalam campuran beton terjadi dengan cepat akibat cuaca ekstrim.
Salah satu retak akibat keadaan ini di sebut plastic cracking, Bleeding yang berlebihan pada beton, biasanya akibat proses curing yang tidak sempurna. Retakan bersifat kecil dan saling berhubungan pada seluruh permukaan pipa. Retak jenis ini di sebut crazing yaitu pergerakan struktur, sambungan yang tidak baik pada pertemuan kolom dengan balok atau plat.
Selain itu, Perawatan dan pemeliharaan pipa RCP kondisi tanah pada kondisi tanah labil retakan akan melebar, retak jenis ini di sebut random cracks. Yaitu reaksi antara alkali dan agregat, retakan bisa saja telah terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah pengecoran. Selanjutnya menjadi lebih dalam dan memperbesar, retakan saling berhubungan satu sama lain. Akibatnya menimbulkan dampak rusak terhadap yang lainya.
Voids
Adalah lubang-lubang kecil (pori atau rongga) yang relatif dalam dan lebar pada beton. Void pada beton karena di timbulkan oleh berbagai sebab, di antaranya : Pemadatan yang di lakukan dengan vibrator kurang baik, karena jarak antar bekisting dengan tulangan atau jarak antar tulangan terlalu sempit.
Kedua akibat bagian mortar tidak dapat mengisi rongga antara agregat kasar dengan baik mengakibatkan void yang terjadi berupa lubang-lubang tidak teratur. Lubang-lubang tersebut biasanya di sebut honey combing atau menyerupai sarang lebah. Keadaan bocor pada bekisting yang menyebabkan air atau pasta semen keluar. Keadaan tersebut semakin lebih parah jika campuran terlalu banyak mengandung air. Setidaknya banyak pasta semen atau gradasi agregat yang kurang baik. Keadaan ini di sebut sand streaking.
Scalling / spalling / erosion
Selajutnya adalah kelupasan dangkal pada permukaan, yang dapat di timbulkan oleh beberapa sebab. Diantaranya: Eksposisi yang berulang-ulang terhadap pembekuan dan pencairan sehingga permukaan terkelupas. Keadaan seperti di sebut scalling. Perbaikan beton yang keropos jika tegangan dalam bentuk kuat dan membuat lapisan beton terkelupas.
Melekatnya material pada permukaan bekisting sehingga permukaan beton terlepas dalam kepingan atau bongkah kecil. Terlepasnya partikel-partikel sehalus debu yang dapat terdiri dari semen yang sangat halus atau agregat yang sangat halus. Hal tersebut akibat abrasi misalnya saat lantai di sapu, hal semacam ini di sebut dusting.
Material Organic
Terdapatnya material organic dalam campuran, kontaminasi yang reaktf atau korosi pada tulangan dapat menimbulkan pori-pori pada beton atau yang di katakan popouts. Selanjutnya, popouts juga dapat di sebabkan ekspansi agregat yang pourous. Yaitu setelah pengecoran sampai setahun lebih tergantung permeabilitas beton dan ketidakstabilan volume agregat yang di gunakan.
Akan tetapi disintegrasi beton pada titik-titik dimana terdapat aliran air turbulen mengakibatkan pecahnya gelembung-gelembung air. Sebagaimana erosi seperti ini sering di sebut water cavitation. Erosi oleh air dimana abrasi oleh benda-benda padat yang tersuspensi dalam air. Kemungkinan terhadap permukaan beton mengakibatkan disintegrasi beton sepanjang alur aliran air.
Jenis Kerusakan
Jenis kerusakan yang melatar belakangangi terjadinya pada komponen struktur penunjang bangunan sipil adalah lekatan baja beton. Kekuatan lekatan di pengaruhi kekasaran permukaan baja dan mutu beton tulangan. Sebagai kegagalan lekatan yang berakibat menurunnya daya dukung komponen struktur terhadap beban.
Meningkatnya deformasi, bahkan runtuhnya struktur. Kegagalan lekatan bisa di akibatkan korosi pada tulangan, kebakaran, tipisnya lapisan semen, jarak tulangan yang rapat serta diameter tulangan yang besar dan gaya siklis akibat gempa.